SISTEM STARTER
A. Pengertian
Sistem Starter
Sistem starter adalah
bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine
agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine
mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan
sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
B. Fungsi
Sistem Starter
Mesin kendaraan tidak
dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar
sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada
motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat
melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak
mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1.
Tekanan
kompresi
2.
Gesekan
pada semua bagian yang bergerak
3.
Hambatan
dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
C. Jenis
Sistem Starter
1. Starter
Mekanik
Adalah starter yang
digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter kaki),
slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
2. Starter
Elektrik
Adalah starter yang
sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan
pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
3. Strarter
Pneumatik
Adalah starter yang
sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin
kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis ini.
D. Komponen
Sistem Starter
1. Komponen
Utama Sistem Starter
a.
Saklar starter
Berfungsi
mengalirkan arus listrik ke relay starter
b.
Relay starter
Berfungsi
mengalirkan arus yang besar ke motor starter
c.
Motor starter
Berfungsi
merubah tenaga listrik menjadi momen putar
Gambar
II.1. Motor Stater
d.
Batteray
Berfungsi
sebagai sumber arus listrik
2. Komponen
Motor Starter
a. Field
Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga
yang dililitkan pada core motor starter berfungsi untuk membangkitkan medan
magnet, akan tetapi pada beberapa jenis sepeda motor biasanya pada motor
starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan field
coil (kumparan medan) untuk membangkitkan medan magnet.
b. Armature
(jangkar)
Berfungsi merubah
energy listrik menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai
penghasil momen putar.
Pada armature terdapat
komutator yang bersentuhan langsung dengan brush yang berfungsi sebagai
terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari brush).
Gambar
II.2. Armature
c.
Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter)
berfungsi sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam
yang berbentuk silinder.
Sedangkan pole core
berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang
ditimbulkan field coil.
Gambar
II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil
d. Brush
(Sikat)
Brush terbuat dari
tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke
armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki
empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
·
Dua
buah disebut dengan brush positif.
·
Dua
buah disebut dengan brush negative.
Gambar
II.4. Brush
e.
Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi
untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat
berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature coil
bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear
Gambar
II.5. Starter Clutch
f.
Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet
digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus,
sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter melalui
teminal utama.
Gambar
II.6. Sakelar Magnet
g.
Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai
pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
Gambar II.7. Armetur
Brake
h.
Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong
pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan
pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar II.8. Driver
Lever
E. Type
Motor Starter
Motor Starter
Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain :
1. Conventional
Type Starter Motor (pre-engaged)
Gambar II.9. Conventional Type Starter Motor
(pre-engaged)
a. Kelebihan
Motor starter tipe Konvensional memiliki
kelebihan sebagai berikut:
Kontruksi pada motor starter tipe
Konvensional Armaturenya seporos dengan pinion gear. Karena letak gigi pinion
seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama,
jadi putarannya menghasilkan gaya yang besar.
b. Kekurangan
Motor starter tipe Konvensional memiliki
kekurangan sebagai berikut:
Karena letak gigi pinion seporos dengan
armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, maka memerlukan
tenaga listrik yang besar untuk menggerakkan engine.
2. Reduction
Type Starter Motor
Gambar II.10. Reduction Type Starter Motor
a.
Kelebihan
Kontruksi pada motor starter tipe
reduksi armaturenya tidak seporos dengan gigi pinion tapi putaran dari
armaturenya di reduksikan (diturunkan) oleh idle gear sampai sepertiganya. Maka
putaran yang dihaslkan sangat kuat karena memilki idlle gear.
b. Kekurangan
Karena putaran
angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti pada
motor starter tipe konvensional.
3. Planetary
Type Starter Motor
Gambar II.11. Planetary
Type Starter Motor
a. Kelebihan
Sistem stater dengan motor stater tipe
planetary pada prinsipnya sama dengan motor stater tipe lainnya. Motor stater
jenis planetary termasuk pada jenis motor stater reduksi karena putaran
armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih kuat. Mekanisme
penurun putaran motor stater jenis ini menggunakan unit roda gigi planetary.
Reduksi model planetary memungkinkan motor stater bekerja pada kecepatan tinggi
dibandingkan dengan motor stater tipe konvensional. Kecepatan motor yang lebih
tinggi menghasilkan torsi yang lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis
ini adalah lebih kompak, lebih ringan, dan output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen utama motor stater
tipe ini secara umum sama dengan motor stater tipe konvensional, namun ukuran
aramature, kumparan medan dan lainnya lebih kecil. Perbedaan yang mencolok pada
motor stater tipe ini adalah komponen untuk mereduksi putaran motor dengan unit
roda gigi planetary. Unit gigi planetary terdiri dari beberapa komponen, yaitu
ring gear, gigi planetary, pembawa gigi planetary dan poros pembawa (carrier
shaft). Armature menghasilkan putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai input
pada sistem gigi planetary. Output dari sistem roda gigi planetary adalah putaran
yang lebih lambat dibandingkan dengan putaran armature tetapi dengan torsi yang
lebih tinggi.
Putaran gigi planetary akan menyebabkan
poros pembawa ( poros gigi planetary ) juga ikut berputar. Perbandingan gigi
antara gigi poros armature : gigi planetary : gigi ring gear adalah 11 : 15 :
43 yang menghasilkan perbandingan reduksi sebesar 5, dengan demikian kecepatan
putaran poros armature akan turun menjadi 1/5 dari putaran poros armature
sebenarnya.
b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh
gigi planetary, maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe
konvensional.
F. Prinsip
Kerja Sistem Starter
1. Medan
Elektromagnetik
Dalam ilmu
Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di
muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat
membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.
Gambar II.12. Medan Elektromagnetik
2. Kaidah
Tangan Kiri Fleming
a.
Ibu
jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b.
Jari
telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c.
Jari
tengah menunjukkan arah aliran arus listrik
Gambar II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming
3. Prinsip
Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan kiri
fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus listrik maka akan
timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan magnet dari kutup
utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet diletakkan
konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang
menyebabkan konduktor bisa berputar.
Gambar II.14. Prinsip Kerja Motor starter
G. Cara
Kerja Sistem Starter
1. Pada
Saat Motor Switch On (ST)
Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On
(ST)
Arus listrik
mengalir :
a.
Baterai
-----> kontak -----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada
kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)
b.
Baterai
-----> kontak -----> terminal 50
-----> kumparan pull coil -----> terminal C -----> Kumparan Medan
-----> anker -----> massaSehingga:
1)
Magnetik
switch ,plunyer tertarik /aktif
2)
Pinion
maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3)
Main
Swtch mulai terhubung
2. Pada
Saat Pinion Berkaitan Penuh
Gambar II.16.Pada Saat
Pinion Berkaitan Penuh
Arus listrik
mengalir :
a.
Baterai
-----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan ----->
massa
b.
Baterai
-----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan ----->
kumparan angker -----> MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan
pinion dan berputar cepat (arus dari
battery langsung lewat main switch ke
motor).
3. Pada
Saat Starter Switch OFF
Gambar II.17.Pada Saat Starter Switch
OFF
a.
Baterai
-----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C ----->
Kumparan pull coil -----> Hold coil -----> Massa
b.
Baterai
-----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C ----->
Kumparan medan angker -----> Massa
Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah
aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak maju sehingga pinion tertarik
mundur dan main switch terputus
H. Sistem
Listrik Starter Pada Mobil
Sistem Starter Mobil
merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup (start) dengan
sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan
poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang sudah ada
pada saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu motor listrik, digabungkan
dengan magnetic switch (solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke
ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila),
sehingga ketika ring gear dapat berputar maka secara otomatis poros engkol pun
juga ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat menghasilkan momen yang
besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau aki
Gambar II.18.Sistem
Listrik Starter Pada Mobil
Sistem starter adalah
bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk memberikan putaran awal
untuk engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel,
dan poros engkol dapat berputar, sehingga engine mendapat putaran awal dan
selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus
pembakaran pada ruang bakar.
a.
Komponen Sistem Starter Pada Mobil
1)
Kunci
Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang dikenal
juga dengan istilah kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan
baterai dengan komponen- komponen dalam sistem starter dan komponen kelistrikan
lainnya.
2)
Baterai
(Aki)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi
untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan
untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian,
lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya
3)
Motor
Starter
Motor Starter berfungsi untuk merubah
energi listrik menjadi energi gerak (mekanik), yang digunakan untuk memutar
engine (melalui poros engkol) pertama kali, untuk membatu engine tersebut
hidup.
4)
Sekering
(Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai
pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan
menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.
5)
Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung
komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil. Untuk penghubung pada sistem
starter biasanya digunakan kabel yang cukup besar karena kabel tersebut juga
dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem pengapian yang dilengkapi dengan
balast resistor, biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan dioda atau
dengan relay, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition
coil tanpa melalui balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar
arus tidak kembali ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).
b.
Cara kerja sistem starter pada mobil
1)
Pada
saat Kunci Kontak ON
Pada saat kunci kontak
ON listrik dari terminal positif baterai akan mengalir menuju ke terminal B pada switch magnet dari
motor starter. Listrik akan dialirkan ke hold in coil pada switch magnet
sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan pada hold in coil
ini akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju karena gaya
magnet dari hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B pada
switch magnet akan saling terhubung. Dengan terhubungnya terminal C dan terminal B oleh kontak plate ,
maka aliran listrik dari postif aki akan mengalir juga menuju terminal B.
Sementara di saat kontak plate maju tertarik , kontak plate juga akan menarik
drive lever yang mengakibatkan starter clutch terdorong dan mendorong pinion
gear untuk berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di terminal B akan
diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet. Aliran
listrik juga akan diteruskan ke armature , sehingga armature pun ikut menjadi
magnet. Kemagnetan antara field in coil dan armature ini akan membuat armature
coil berputar , sehingga pinion gear pun akan ikut berputar. Dengan berputarnya
pinion gear ini akan membuat flywheel pun ikut berputar.
2)
Pada
Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat kunci kontak
off, maka aliran listrik ke terminal B pada switch magnet dari motor starter
pun akan terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil hilang.
Dengan hilangnya kemagnetan pada field in coil maka kontak plate akan tertarik
kembali ke posisi semula oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch
magnet. Kembalinya kontak plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever
akan kembali ke posisi semula yang berakibat starter clutch dan pinion gear
kembali ke posisi semula dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel
yang berputar karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak akan
membuat motor starter berputar , yang dapat membuat motor starter menjadi
rusak.
I.
Sistem Listrik Starter Pada Motor
c. Komponen
Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1)
Baterai
Merupakan sebuah alat
elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada
sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter,
lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk
energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang
memerlukannya.
2)
Kunci
Kontak,
Berfungsi sebagai
saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda
motor.
3)
Relay
Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama
system starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan
dari baterai ke motor starter.
4)
Saklar
Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai
saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON.
5)
Motor
Starter,
Merupakan motor starter
listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai
menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan
mesin.
Gambar II.19. Komponen
utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor
d. Prinsip
KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1)
Saat
Kunci Kontak Off
Hubungan sumber
tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir
sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.
2)
Saat
Kunci Kontak On
a.
Kunci
kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan. Tombol starter tidak
ditekan (posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai) belum
mengalir ke sistem starter sehingga sistem starter belum bekerja
b.
Kunci
kontak posisi ON dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan
(posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan
mulai bekerja dan arus akan mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak (ON) ⇒Kumparan RelayStarter ⇒Tombol Starter (START) ⇒massa.Kondisi ini akan menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus
utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor starter mengubah arus
listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian memutarkan poros
engkol mesin untuk menghidupkan mesin.
Gambar II.20. Rangkaian
system stater sepeda motor Supra
Cara kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater
ditekan, arus mengalir :
BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI
KONTAK – RELAY STATER – SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan,
sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan relay stater, maka relay stater
akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan menghubungkan terminal
kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater, sehingga aliran
arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER
– MOTOR STATER – MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran
arus, maka motor stater berputar, memutarkan mesin.
e. Mekanisme
Penggerak / Penghubung Sistem Starter
Motor starter tidak
terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan dihubungkan melalui
mekanisme penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme penghubung ini antara lain :
1.
Meningkatkan
momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda gigi perantara, dan
2.
Memungkinkan
ditambahkannya mekanisme kopling satu arah yang akan melepaskan hubungan
putaran motor starter dengan poros engkol setelah mesin hidup.
Terdapat dua jenis
mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda motor, yaitu:
1.
Mekanisme
penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak.
2.
Mekanisme
penghubung menggunakan roda gigi (gear).
f. Mekanisme
Kopling Satu Arah
Mesin akan mulai
berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai
starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut
berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.
J.
Pemeriksaan Perawatan Dan Perbaikan
Sistem Starter
1.
Pemeriksaan dan Perawatan Baterai
a.
Memeriksa
jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas
atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling
sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.
b.
Memeriksa
berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260.
Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat
jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat
jenis ideal.
c.
Pemeriksaan
pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari
kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.
2.
Pemeriksaan Relay Starter (Magnetic
Switch)
a.
Menekan
tombol starter pada saat kunci kontak posisi ON.Kumparan relay starter normal
jika terdengar bunyi “Klik” dari dalam unit relay starter.
b.
Apabila
tidak ada bunyi “Klik”, lakukan pemeriksaan lanjut :
1)
Mengukur
tegangan yang keluar dari kumparan relay starter, menuju ke tombol starter.
Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12 V pada saat kunci Kontak posisi ON.
2)
Apabila
tidak ada tegangan, lepaskan relay starter dari rangkaian, kemudian periksa
kontinuitas kumparan relay starter. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas.
c.
Menghubungkan
kumparan relay dengan baterai, kemudian memeriksa kontinuitas antara kedua
terminal besar relay. Spesifikasi :
1)
Harus
ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay pada saat kumparan relay
dihubungkan dengan baterai.
2)
Tidak
boleh ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay setelah hubungan antara
kumparan relay ke baterai dilepaskan.
3.
Pemeriksaan Motor Starter
a.
Melakukan
pelepasan dan pembongkaran motor starter.
b.
Melakukan pemeriksaan komutator terhadap
perubahan warna. Lempengan komutator yang berubah warna secara berpasangan
menunjukkan adanya hubungan singkat pada kumparan armatur.
c.
Melakukan
pemeriksaan bantalan, meliputi :
1)
Cincin
dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
2)
Cincin
luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa suara.
d.
Melakukan
pemeriksaan kumparan armatur :
1)
Memeriksa
kontinuitas antar lempengan komutator. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas
antar lempengan komutator.
2)
Memeriksa
kebocoran/kontinuitas kumparan armature dengan poros armatur. Spesifikasi :
Tidak boleh ada kontinuitas.
e.
Memeriksa
sikat-sikat :
1)
Memeriksa
Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan. Batas servis : Panjang sikat min.
3,5 mm.
2)
Memeriksa
pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau keausan.
3)
Memeriksa
hubungan singkat terminal kabel dengan pemegang sikat (body). Spesifikasi :
Tidak boleh ada kontinuitas.
4)
Memeriksa
kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi : Harus ada kontiunitas.
4.
Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah
a.
Melepas
kopling starter dengan terlebih dahulu mengeluarkan oli pelumas mesin, melepas
alternator dan mekanisme penghubung sistem starter ke poros engkol.
b.
Memeriksa
sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c.
Memeriksa
bantalan jarum, bantalan harus dapat berputar halus tanpa suara berisik.
d.
Memeriksa
penggelinding kopling satu arah, tutup pegas dan pegas terhadap
keausan/kerusakan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah menguraikan beberapa pembahasan
diatas, maka sampailah kita pada tahap kesimpulan. Dengan adanya berbagai
pembahasan, maka dapat penulis simpulkan bahwa :
1.
Motor
Starter, itu merupakan jenis rangkaian yang sangat berperan penting dalam
proses menghidupkan mesin kendaraan, berbagai komponen rangkaian dalam Motor
Starter tersebut masing – masing memiliki kinerja yang saling berkaitan satu
dengan komponen – komponen kendaraan.
2.
Sistem
starter berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja dengan cara
memutar poros engkol untuk melakukan kompresi awal.
3.
Motor
Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya.
Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk
menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
Ø
Kunci
kontak (ignition switch)
Ø
Fuse
( fusibel link )
Ø
Kabel
penghubung
Ø
Baterai
Ø
Motor
Starter
B. Saran
Dari pembahasan dan simpulan diatas
dapat dituiskan saran – saran sebagai berikut :
Dalam mempelajari Sistem Listrik Stater
harus di pahami penuh, agar dapat mengertahui hal hal yang terkecil, jika
apabila ada masalah dalam sistem starter dapat menyelesaikan dengan baik dan
tepat
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2013. Kelebihan dan kekurangan
Motor Starter http://pedabuntung.blogspot.com/2013/11/kelebihan-dan-kekurangn-motor-starter.html.
Diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Pukul 15.30 WIB
Anonim. 2013. Makalah Sistem Starter. http://adf.ly/3185334/banner/http://twinwap.blogspot.com/2013/02/makalah-sistem-starter.html.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2014 Pukul 19.30 WIB
Anonim. 2013. Sistem Starter Sepeda
Motor. http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2013/02/sistem-starter-sepeda-motor.html.
Diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Pukul 20.00 WIB
Anonim. STARTER.
http://icrixs.wordpress.com/pend-otomotif/kelistrikan/sepeda-motor/starter/. Diakses pada
tanggal 3 Maret 2014 Pukul 19.30 WIB
Hidayat, Rahmat. 2014. Sistem Starter
Mobil. http://ki-tapunya.blogspot.com/2014/02/sistem-starter-mobil.html.
Diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Pukul 19.30 WIB
makalahnya sangat membantu pak, tapi maaf untuk gambar Conventional Type Starter Motor sampai ke bawah itu ko ga bisa di lihat ya?
BalasHapusElek
BalasHapusBanget
Matamu picak
HapusKurang bagus dan kurang lengkap.assalamualaikum.wr.wb
BalasHapusSmk muhammadiyah prambanan sleman yogyakarta ( BEE BETTER FOREVER YES) adalah sekolah jurusan otomotif mobil dan alat berat terbaik di indonesia
BalasHapusTerus berkarya karena indonesia hanya satu yang gak bisa di buat yqitu blok silinder
BalasHapusJika indonesia bisa bikin blok silinder mungkin indonesia gak usah import motor/mobil ,karena indonesia akan kaya dengan hasil alamnua
Informasi nya sangat membantu sekaki
BalasHapusSaya sudah mbaca pak
BalasHapusInformasinya sangat membantu sekali
BalasHapus